
Belitung Timur – Bharindojakartaindonesia.com/ – Salah satu Perajin Lais di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) Harlia dari Kelompok Lais Anyaman Tanjung Rawa mengaku baru pertama kali mengikuti kunjungan ke Perajin Lais lainnya di luar Kabupaten Beltim. Dirinya mengaku mendapat pencerahan dari kunjungannya bersama Ketua dan Pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Beltim ke Perajin Lais “Felikha Belitong” dan Perajin Batik di Kabupaten Belitung, Kamis (6/7/23).
Harlia mengatakan pengembangan keahlian dalam menganyam lais hanya didapatkanya pada pelatihan yang diselenggarakan di Beltim, dengan mengunjungi dan belajar dari Perajin Lais di luar daerah, Harlia mengaku mendapatkan pencerahan.
“Kalau belajar keluar kami belum pernah, baru ikut Dekranasda ini yang pertama ke luar Beltim,” ujar Harlia.

Wanita yang sudah dua puluh tahun menjadi Perajin Lais ini biasanya hanya membuat produk-produk pesanan seperti tikar, karung, tas dengan model yang masih sederhana.
“Kami baru buat yang sederhana saja belum ada modifikasinya, tidak ada motif-motif yang pakai rajutan, cuma yang polos-polos saja,” lanjut perajin yang juga masuk dalam Komunitas Perajin Wisata Batu Begalang ini.
Herlia yang memiliki keterampilan menganyam lais dari sang ibu ini masih kesulitan dalam memasarkan produknya.
“Untuk masalah pemasaran, kami ini kurang pandai untuk berjualan lewat ‘handphone’ (online-Red), selama ini kami hanya berjualan di tempat wisata Batu Begalang, jadi Saya cuma buat, kelompok wisata yang menjualkan,” sambungnya.
Dengan adanya kunjungan ini Harlia merasa banyak ilmu dan ide yang dapat dipelajari, dirinya pun masih terus belajar agar dapat menghasilkan produk yang lebih mumpuni.
Sementara itu Heni Fediastuti pemilik kerajinan anyaman lais Felikha Belitong bersyukur bisa berbagi ke sesama perajin anyaman lais dari Beltim.

“Alhamdulillah kita bisa berbagi ke kawan-kawan dari Beltim, dengan bertemu kita bisa berbagi informasi tentang berbagai kegiatan yang ada di Belitung dan Beltim,” ungkap wanita asal Kelapa Kampit Beltim ini.
Heni juga tidak menutup kemungkinan bisa berkolaborasi dengan perajin anyaman lais dari Beltim.
“Kedepannya mungkin kita bisa bekerjasama karena terus terang kita kalau kebanjiran orderan, akan kekurangan penganyam apalagi yang sifatnya mendadak, dengan begitu bisa kolaborasi dengan perajin Beltim,” harap Heni.
Sebagai perajin yang telah mapan selama sebelas tahun Heni berpesan untuk
tidak berputus asa, jangan berkecil hati dengan pandangan negatif dan cintailah bisnis yang telah dikembangkan.
(TIM)