
f0oto : Farman Azhari.SE.MM ( Direktur LP 3 Nusantara )
JAKARTA-bharindojakartaindonesia.com/- Pelatihan Kewirausahaan industri pada produk pertanian kepada para dosen oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi Nusantara (LP3 Nusantara) selesai. Pelatihan kewirausahaan kepada 20 Universitas yang ada di Indonesia yang ditunjuk oleh Dirjen SDM Kemendikbudristekdikti.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan di Hotel Sentral Cawang Jakarta selama 2 hari yakni dari hari Sabtu, 23 September dan hari Minggu 24 September 2023.
Direktur LP3 Nusantara Farman Azhari, SE, MM mengatakan pelatihan dilaksanakan secara tatap muka mulai pukul 08.00 sampai pukul 21.00 WIB. Secara keseluruhan rangkaian pelatihan disimpulkan berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti.
Peserta pelatihan mengikuti jalannya pelatihan dengan penuh semangat mengingat mereka adalah para dosen dari berbagai daerah yang memiliki komitmen untuk memajukan daerahnya masing-masing khususnya dibuidang produk pertanian
Dalam sambutan penutupannya, Direktur LP3 Nusantara menyatakan harapannya kepada para dosen peserta pelatihan agar mengambil peran penting diantaranya;
Dosen dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa dalam bidang pertanian dan wirausaha. Mengajarkan terkait pertanian, manajemen usaha pertanian, dan strategi pemasaran produk hasil pertanian. Dosen dapat melakukan penelitian yang mendukung pengembangan produk pertanian dan teknologi terbaru.
Dosen dapat membantu menemukan solusi untuk masalah-masalah pertanian dan menciptakan inovasi yang dapat diterapkan dalam usaha pertanian. Dosen dapat menjadi pembimbing bagi mahasiswa yang tertarik untuk wirausaha pertanian.
Dosen dapat meberikan saran dan panduan tentang bagaimana memulai dan mengelola usaha pertanian yang sukses. Dosen sering memiliki jaringan yang luas dalam dunia pertanian dan industri terkait. Dosen dapat membantu mahasiswa dan wirausaha pertanian untuk membangun hubungan dengan pemangku kepentingan, seperti petani, pemasok, dan investor potensial.
Dosen dapat memberikan layanan konsultasi kepada wirausahawan pertanian yang membutuhkan bantuan dalam mengatasi masalah atau mengembangkan strategi bisnis mereka. Dosen dapat menginspirasi mahasiswa untuk menjalani karir kewirausahaan dalam sektor pertanian dengan memberikan contoh dan motivasi
Secara terpisah ketika dihubungi di kediamannya, Direktur LP3 Nusantara mengatakan pentingnya kewirausahaan dalam industri produk pertanian.
Kewirausahaan dalam produk pertanian mendorong berbagai inovasi produk. Para pengusaha pertanian senantiasa mencari cara baru untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian dan efisiensi dalam produksi.

Inovasi-inovasi ini dapat mencakup penggunaan teknologi modern, pengembangan varietas tanaman unggul, atau metode pertanian berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan.
Kewirausahaan juga memungkinkan dideversifikasi produk pertanian. Ini penting karena dapat membantu mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi harga komoditas pertanian.
Pengusaha dapat menciptakan produk-produk bernilai tambah seperti makanan olahan, minuman, atau produk-produk organik yang lebih menguntungkan.
Kewirausahaan mempu meningkatkan nilai tambah dalam industri pertanian. Misalnya, mengubah buah-buahan menjadi jus atau mengolah susu menjadi produk susu olahan. Dengan cara ini, petani dan pengusaha dapat memperoleh harga lebih tinggi untuk produk mereka.
Industri produk pertanian yang dikembangkan melalui kewirausahaan mampu menciptakan lapangan kerja lokal. Ini membantu mengurangi tingkat pengangguran di daerah pedesaan dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi masyarakat setempat.
Kewirausahaan juga membantu dalam memperluas akses ke pasar global. Melalui pemasaran dan distribusi yang baik, produk pertanian dapat mencapai pasar internasional, yang meningkatkan pendapatan bagi petani dan pengusaha.
Banyak wirausahawan pertanian modern juga berfokus pada praktik pertanian berkelanjutan. Mereka memahami pentingnya menjaga lingkungan dan menciptakan produk yang lebih ramah lingkungan, yang akan membantu melindungi sumber daya alam kita untuk generasi mendatang.
Kesimpulannya, kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan industri produk pertanian, memacu inovasi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah, dan membantu mencapai keberlanjutan. Oleh karena itu, kita harus mendukung para pengusaha pertanian dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk terus berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam diskusi tersebut Direktur LP3 Nusantara menyampaikan data tahun 2022 dimana Rasio kewirausahaan di Indonesia masih rendah 3,74 persen, angka ini masih di bawah negara ASEAN. Thailand jumlah wirausahanya sudah 4,2 persen, Malaysia 4,7 persen, Singapura 8,7 persen. Untuk menjadi negara maju minimum 4 persen
Saat ini, sebagian negara maju memiliki rasio kewirausahaan di angka 12 persen. Oleh karena itu, untuk mengejar ketertinggalan tersebut perlu perhatian dan kebijakan pemerintah yang nyata untuk mendukung kewirausahaan industri khususnya dibidang industri pertanian.
Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo yang pernah mengajak agar produk Indonesia membanjiri pasar dalam negeri. “Negara kita negara besar, pasar sangat besar, peluang juga sangat besar. Orang luar lihat bahwa pasar kita harus diserang dan diduduki. Saya katakan dalam ruangan ini, jangan mau pasar kita diduduki oleh entrepreneur dari negara lain”.
Pernyataan Presiden sebenarnya adalah tantangan agar lebih banyak masyarakat yang berwiraswasta. Melalui wirausaha, dihasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih terbuka di dalam negeri.
Populasi wirausaha penting, karena merekalah yang mampu melihat peluang, mengembangkan, dan menciptakan bisnis baru. Alhasil tercipta lapangan kerja dan tumbuhnya perekonomian negara. Terlebih di zaman digital, nyaris tak ada kendala untuk memulai bisnis. Modal utama adalah kreatifitas dan keberanian.
Siapapun bisa membuka gerai online, tanpa harus membuka toko fisik terlebih dulu. Makanan, minuman, aplikasi, jasa, apa saja,dsb. Demikian juga promosi dan pemasaran lebih mudah dan cepat dilakukan lewat media sosial. Revolusi industri 4.0 memang sesuatu tantangan yang harus kita persiapkan dengan matang, misalnya melalui program pengembangan IKM berbasis digital.”
Sebagai bahan kajian bahwa perkiraan jumlah kewirausahaan di lima negara maju pada tahun 2021, Amerika Serikat memiliki sekitar 31,7 juta bisnis kecil dan menengah (Small and Medium-sized Enterprises – SMEs) , menurut data dari Small Business Administration (SBA). Jerman memiliki lebih dari 3,5 juta bisnis.
Menurut statistik resmi dari Bundesagentur für Arbeit (Badan Tenaga Kerja Federal). Prancis memiliki sekitar 3,9 juta usaha menurut Institut National de la Statistique et des Études Économiques (INSEE). Inggris memiliki sekitar 6 juta bisnis menurut data dari Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri Inggris (Department for Business, Energy & Industrial Strategy). Sementara Jepang memiliki sekitar 5,4 juta bisni, menurut data dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (Ministry of Economy, Trade and Industry).

Direktur LP3 Nusantara ini mengatakan “Kita ini adalah negara Agraris, namun sampai tahun 2022 menunjukkan bahwa masih tingginya volume import buah-buahan Indonesia yang mencapai 749.85 juta ton, Tiongkok secara konsisten menjadi pemasok buah-buahan impor terbesar untuk Indonesia sejak tahun 2010, disusul Thailand dan Amerika Serikat.
Sementara impor beras tahun 2022 mencapai 326, 5 ribu ton, India merupakan pemasok terbesar disusul Pakistan, Thailand dan Vietnam. Demikian juga Kacang kedelai, Indonesia masih impor sebanyak 2.32 juta ton, dengan pemasok terbesar negara Amerika Serikat, Kanada dan Argentina. Demikian juga dengan hasil produk pertanian lainnya. Semetara kita masih ada lebih dari 25 Juta lahan pertanian yang tidak produktif”.
”Kita harus mulai merubah sistem belajar Perguruan tinggi. Sejak pertama masuk, mahasiswa sudah bisa membuat bisnis plan, sehingga ketika lulus mereka ingin jadi pebisnis. Para calon wirausaha ini dituttut menciptakan apa yang menjadi keunggulan domestik. Untuk itu penting di perguruan tinggi, bagaimana menyinergikan riset di universitas dengan inkubator bisnisnya”.
Pada pelatihan Kewirausahaan Industri Produk Pertanian kali ini kita menghadirkan 4 (empat) nara sumber kompeten dibidangnya dan telah melakukan pendampingan kepada ribuan wirausaha baru diantaranya; Dr. Suadi Sapta Putra, M.Si, membawakan materi Inovasi di Sektor Pertanian dan materi Perizinan dan Standarisasi Produk Pertanian.
Dr. Mudjiarto, M.Si, membawakan materi Rencana Usaha Pertanian dan materi Kelayakan Investasi di Sektor Pertanian. Nurina, ST, MM, membawakan materi Survey Pasar dan Pemasaran Produk Pertanian dan materi Produk Pertanian di Era Digital. Sumarsid, SE, MM membawakan materi Bisnis Model Canvas (BMC) Produk Pertanian.
Sementara Asep Sopandi Direktur Pelatihan mencatat dalam diskusi penutupan dimana peserta utusan dari Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang, Astriani Padapi mengatakan bahwa masih kurangnya branding terhadap produk turunan atau olahan produk pertanian, sehingga nilai jualnya masih sangat rendah.
Sementara Nurmala Jayanti dari Universitas Sumatera Selatan menyoroti perlindungan terhadap pemasaran produk pertanian, seperti terjadi pada kopi asal sumatera karena komisi eropa menerbitkan regulasi batas maksimal residu dari 0.05 menjadi 0.01 mg/kg. Demikian juga perwakilan dari Universitas Baturaja Yetty Oktariana yang meminta agar diadakan pelatihan dibidang pemasaran khusus produk hasil pertanian dan perlindungan harga.

Dalam laporannya mengatakan : ”Pelatihan berjalan dengan penuh semangat dalam suasana akrab dan kekeluargaan. Dalam penilaian peserta disimpulkan baik pelaksanaan, materi maupun nara sumber dinilai sudah cukup baik dan perlu dilakukan kepada peserta lain agar kewirausahaan industri produk pertanian di Indonesia dapat berkembang dengan baik”.
(. Redaksi. )