JAKARTA- Bharindojakartaindonesia.com/- Kurikulum Merdeka sebenarnya bukan hal baru, karena Pendidikan di Indonesia sejak era KH Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyah-nya atau Ki Hajar Dewantara dengan taman siswanya sudah menerapkan system Kurikulum Merdeka, dimana Pendidikan dan pembelajaran lebih diutamakan kepada mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik.
Konsep Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah Pendidikan yang holistic, dimana murid atau peserta didik dibentuk menjadi insan yang berkembang secara utuh meliputi rasio, olah rasa, olah jiwa dan olah raga melalui proses pembelajaran dan lainnya yang berpusat pada murid dan dilaksanakan dalam suasana penuh keterbukaan, kebebasan, serta menyenangkan.
Meskipun penerapan Kurikulum Merdeka Belajar belum sepenuhnya dilaksanakan di seluruh daerah di Indonesia, namun mayoritas instansi Pendidikan baik swasta maupun negeri, terutama yang berada di kota besar seperti Jakarta, telah beralih ke Kurikulum Merdeka Belajar, tidak terkecuali SMK Al-Washliyah Jakarta.
Kurikulum Merdeka atau sering disebut juga dengan Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten yang disajikan kepada siswa akan lebih optimal dengan tujuan agar peserta didik dapat memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep serta menguatkan kompetensi.
Untuk itu SMK Al-Washliyah Jakarta mengadakan In House Training (IHT) dengan menggandeng LP3 Nusantara sebagai pelaksana pelatihan, agar para guru, pegawai dan siswa-siswi dilingkunga SMK Al-Washliyah Jakarta memiliki pemahaman yang benar tentang Kurikulum Merdeka.
Kepala SMK Al-Washliyah Jakarta bapak Sutrisno, S.H., M.Pd menyampaikan bahwa IHT Kurmer ini diikuti oleh lebih dari 45 peserta. Peserta tidak hanya dari SMK Al-Washliyah melainkan juga diikuti oleh beberapa dari Yayasan Washliyatuddarain Jakarta.
Sebagai Kepala SMK Al-Washliyah Jakarta, bapak Sutrisno ini menjelaskan bahwa sekolah yang dipimpinnya telah menerapkan Kurikulum Merdeka pada kelas 10 dan kelas 11, sementara kelas 12 masih menggunakan kurtilas. Pada kurikulum Merdeka ini dimana guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum Merdeka menggunakan basis projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila.
Sebagai kepala sekolah atau pengambil keputusan di satuan pendidikan, bapak Sutrisno, S.H., M.Pd. menuyampaikan bahwa kita dihadapkan pada tuntutan zaman yang terus berubah, khususnya dalam era ilmu pengetahuan dan teknologi 4.0 yang penuh dengan perubahan cepat.
Pertama-tama, mari kita lihat pada kekuatan (Strengths) yang dimiliki oleh satuan pendidikan kita. Ini bisa mencakup tenaga pendidik yang berkualitas, fasilitas yang memadai, dan sejarah prestasi yang baik. Dalam konteks kurikulum Merdeka Belajar, kekuatan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memperkaya materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan siswa sesuai dengan tuntutan teknologi 4.0.
Namun, kita juga harus jujur tentang kelemahan (Weaknesses) kita. Ini mungkin melibatkan keterbatasan sumber daya, ketidakmampuan untuk memperbarui perangkat teknologi, atau masalah dalam manajemen kurikulum. Dengan mengetahui kelemahan ini, kita dapat mencari solusi yang lebih efektif untuk mengatasi hambatan dalam mengikuti perkembangan teknologi.
Selanjutnya, mari fokus pada peluang (Opportunities) yang ada. Era teknologi 4.0 membuka pintu bagi pendidikan yang lebih inklusif, dengan akses ke sumber daya pembelajaran daring. Kurikulum Merdeka Belajar dapat membantu kita memanfaatkan peluang ini dengan menyediakan ruang bagi siswa untuk belajar secara mandiri, mengejar minat pribadi, dan mengakses sumber daya global.
Tentu saja, kita juga perlu waspada terhadap ancaman (Threats). Salah satu ancaman terbesar adalah ketertinggalan dalam mengadopsi teknologi 4.0. Jika kita gagal menyesuaikan kurikulum dan metode pengajaran, kita berisiko menghasilkan lulusan yang kurang siap menghadapi tuntutan dunia kerja yang berubah dengan cepat.
Oleh karena itu, kurikulum Merdeka Belajar menjadi penting dalam menghadapi tantangan ini. Ini memberikan fleksibilitas yang diperlukan untuk mengejar inovasi dan peningkatan berkelanjutan. Dengan menggabungkan kekuatan, mengatasi kelemahan, memanfaatkan peluang, dan menghadapi ancaman, satuan pendidikan dapat lebih siap untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 4.0, mempersiapkan siswa untuk masa depan yang lebih cerah, dan menjaga relevansi pendidikan.
Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai pemerintah melalui penerapan kurikulum ini, di antaranya yaitu: membuat sekolah dan pemerintah daerah memiliki otoritas untuk mengelola sendiri pendidikan yang sesuai dengan kondisi di daerahnya masing-masing, membentuk SDM yang berkualitas unggul dan berdaya saing tinggi, menyiapkan bangsa untuk menghadapi tantangan global era revolusi 4.0, menguatkan pendidikan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila; menjadi kurikulum baru yang sejalan dengan tuntutan pendidikan abad ke-21, dan Meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia secara keseluruhan.
IHT yang dilakukan oleh SMK Alwashliyah jakarta ini menghadirkan nara sumber yang kompeten dari LP3 Nusantara, sehingga pelatihan lebih menarik diikuti, karena naras sumber yang dihadirkan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup prihal Kurikulum Merdeka.
LP3 Nusantara menghadirkan nara sumber Dr. Teguh Priyanto, S.Pd., M.M. dan Danan Wuryanto Pramono, S.S., S.Kom., M.Pd. Pada tanggal 4 Nopember 2023 diikuti peserta dewan guru dan pegawai lingkungan Yayasan Washliyatuddarain dengan mengangkat tema “meningkatkan Kompetensi Pendidik PadaPembelajaran Di SMK Alwashliyah Melalui Strategi Pembelajaran Dan Penggunaan Instrumen Penilaian Yang Tepat”. IHT ini berlangsung Full Day dari Jam 08.00 – 16.00 WIB.
Pada tanggal 11 Nopember 2023 diikuti peserta siswa-siswi SMK Alwashliyah dengan membawa tema “Meningkatkan Kompetensi Peserta Didik SMK Alwashliyah Melalui Seminar Pembelajaran Literasi dan Numerasi Yang Berkarakter”. IHT ini berlangsung dalam 2 (dua) sesi dimana sesi Pagi dari pukul 08.00 – 12.00 WIB untuk kelas 10 sedangkan sesi Sore untuk kelas 11 dari pukul 13.00 – 17.00 WIB.
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan sukses karena adanya dukungan penuh dari Yayasan, terbukti dari sambutan Kepala Bidang Pendidikan Yayasan Washliyatuddarain ibu Hj. Dra. Hilmi Fikriyah yang menyatakan bahwa kita harus siap menerapkan Kurikulum Merdeka di Lingkungan Yayasan Washliyatuddarain, segala sumber daya harus segera dipersiapkan sehingga dapat terlaksana dengan baik.
“Kami sangat puas dengan nara sumber yang dihadirkan oleh LP3 Nusantara, hal ini dapat dilihat dari antusias peserta pelatihan, namun karena terbatasnya waktu sehingga materi pelatihan sitatnya baru sekedar pengenalan tentang Kurikulum Merdeka Belajar. Sepertinya perlu untuk dipertimbangkan pelatihan lanjutan kepada seluruh dewan guru di SMK Al-Washliyah Jakarta, juga para tenaga pendukung sehingga semuanya bisa memahami tentang Kurikulum Merdeka ini benar” tegasnya.
“Saya malah berpikir tentang perlunya pengenalan Kurikulum Merdeka ini tidak hanya kepada guru, pegawai dan siswa-siswi melainkan juga kepada orang tua agar mereka yang juga merupakan bagian dari Pendidikan ini dapat memahami maksud dan tujuan Kurikulum Merdeka Belajar sehingga terjadi sinergi karena 1 (satu) pengertian dan pemahaman, yang pada akhirnya tujuan Kurikulum Merdeka dapat dicapai dengan mudah” imbuhnya.
Terdapat tiga prinsip pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar, yakni; pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga siswa dapat mendalami konsep sesuai waktu yang dibutuhkan dan guru dapat memilih perangkat ajar sesuai karakteristik siswanya, pembelajaran kokurikuler yang berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila yang berfokus pada pengembangan karakter dan kompetensi umum siswa, dan pembelajaran ekstrakurikuler yang dilaksanakan sesuai dengan minat yang dimiliki siswa serta sumber daya yang dimiliki satuan pendidik.
Direktur LP3 Nusantara Farman Azhari Ketika dihubungi di kediamannya di Jl. Raya Bogor Cibinong, menyampaikan bahwa Kurikulum Merdeka ini dijalankan sebagai opsi tambahan selama tahun 2022-2024 dalam rangka pemulihan pembelajaran pasca pandemi. Nantinya mulai tahun 2024, diharapkan Kurikulum Merdeka sudah bisa fully implemented secara nasional. Di tahun 2024 juga, Kemdikbud Ristek akan mengkaji ulang mengenai implementasi Kurikulum Merdeka ini berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.
“Hingga saat ini, sekolah bisa mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka ini secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing sekolah. Jika ada sekolah yang memang masih belum siap untuk menerapkan Kurikulum Merdeka, maka sekolah tersebut masih boleh menggunakan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat sampai sekolahnya siap. Kewenangan untuk memilih kurikulum diserahkan oleh Kemdikbud Ristek kepada kepala sekolah dan guru pada masing-masing sekolah. Kurikulum Darurat adalah Kurikulum 2013 yang disederhanakan untuk diimplementasikan selama masa pandemi. Kurikulum Darurat diluncurkan untuk memberikan kemudahan bagi satuan pendidikan dalam mengelola pembelajaran selama masa pandemi, yang mengakibatkan kegiatan sekolah menjadi terhambat karena harus diadakan secara daring”.
Demikian juga Direktur Pelatihan LP3 Nusantara Ir. Asep Sopandi, M.Pd., M.M., ketika ditanya awak media soal efektivitas IHC Kurmer yang hanya 2 (dua) hari, dia menggaris bawahi bahwa IHC ini sifatnya baru pengenalan sehingga masih perlu untuk dilakukan training atau pelatihan lanjutan yang bersifat teknis. Namun setidaknya secara garis besar peserta pelatihan sudah memahami latar belakang, dasar dan tujuan kurikulum Merdeka belajar ini.
“IHC 2 (dua) hari itu baru pengenalan Kurikulum Merdeka, menyampaikan secara garis besar tentang strategi pembelajaran Kurikulum Merdeka dan instrument penilaian KBM Kurikulum Merdeka. Pesrta setidaknya dengan pemahaman dasar sudah dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan dilingkungannya.”
“Struktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan pembelajaran utama, yaitu: pembelajaran regular atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler, dan Projek Penguatan Propil Pelajar Pancasila” imbuhnya.
“Salah satu kelebihan dari Kurikulum Merdeka Belajar adalah pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, sekolah dan guru diberikan kebebasan untuk menentukan kurikulum dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dampak positif yang dirasakan oleh siswa diantaranya yaitu perubahan pada pembelajaran siswa. Dalam kurikulum merdeka siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan minat belajarnya, hal ini bertujuan untuk membentuk siswa dengan jiwa kompetensi dan karakter yang baik” imbuhnya
Tim Bharindojakartaindonesia