Bharindojakartaindonesia.com/ – KEPULAUAN TALAUD, LANUD SAM RATULANGI – Pada Jumat (28/6/2024), Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol Yudhiawan, S.H., S.I.K., M.H., M.Si., Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Candra Wijaya, dan Danlanud Sam Ratulangi Marsma TNI Ramot C.P. Sinaga, S.E., M.Han., melakukan kunjungan ke Pulau Miangas, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Arsip Bulanan: Juni 2024
Polwan Dokter Forensik Sumy Hastry Purwanti Naik Pangkat Brigjen
Bharindojakartaindonesia.com/ – JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin upacara kenaikan pangkat perwira tinggi (pati) Polri di Rupatama Mabes Polri, Sabtu (29/6).
*Tiga Sahabat Manula Yang Asyik Menikmati Perjalan Spiritual Dalam Usia Senja hu
Jacob Ereste :
Jakarta- Bharindojakartaindonesia.com/- Kata kawan seorang penulis, kecerdasan spiritual itu beranjak dari pengalaman dan pengetahuan. Berbeda dengan kecerdasan intelektual yang bertumpu pada akal pikiran. Karena itu, kecerdasan spiritual hanya mungkin diperoleh dari pengembaraan serta pengalaman batin yang harus ditekuni sehingga menjadi suatu pengetahuan yang sulit dipahami sebagai sesuatu yang bersifat keilmuan, seperti yang dapat dimiliki oleh para ilmuan.
Pengalaman spiritual itu, ujar kawan yang juga seorang penulis, bisa diperoleh melalui peristiwa yang paling sederhana hingga yang suatu kejadian yang sangat menakjubkan. Jadi, masalahnya sangat tergantung dari masing-masing orang untuk menghayati dan mencermatinya sebagai petunjuk jalan spiritual.
Kisah tiga orang manula yang sudah melampaui usia rata-rata manusia hidup di dunia, justru muncul pada waktu bangun tidur. Ia mulai merasa takjub, setiap kali bangun tidur menyadari diri masih tetap diberi umur panjang oleh Tuhan. Sebab dia selalu berpikir, pada usianya yang sudah lanjut itu, sudah saatnya akan dijemput oleh kematian. Dalam kesadaran seperti ini pula, dia tidak hanya semakin menyadari cinta kasih Tuhan yang masih memberinya umur panjang itu, jauh melebihi umumnya usia orang dalam takaran yang biasa.
Pengakuan serupa ini pun, juga diakui oleh rekannya yang juga seusia dengan dirinya. Sehingga, dari kesadaran dan ketakjuban pada setiap dia bangun dari tidur, menyadari dirinya belum juga mati. Itulah sebabnya, kata kawan penulis yang Lian ini, dia semakin rajin berdo’a syukur. Bukan saja karena dia telah puas menikmati hidup bersama anak-anaknya yang terbilang sukses, tapi juga dia sempat menikmati hidup dengan cicitnya yang dilahirkan oleh cucu-cucunya.
Kesadaran pemahaman serupa inilah, intensitasnya untuk selalu bersyukur kepada Tuhan dia bisikkan kepada Tuhan hampir pada setiap kesempatan.
Bagi saya, kata kawan manula itu, dalam setiap doanya tidak lagi perlu merasa untuk meminta sesuatu dari Tuhan. Karena yang ucapkan hanyalah puji syukur semata. Lantaran nikmat yang telah dia peroleh selama hidup sudah lebih dari cukup — tak cuma sekedar sehat walafiat — tetapi juga anak dan cucu hingga cicit yang sangat dia paham tak dapat dirasakan oleh banyak orang.
Apalagi bila mengenang sejumlah kawannya yang mati dalam usia relatif muda, tak sempat menghantar — apalagi untuk melihat — anaknya mentas dan memberinya cucu yang cantik dan cerdas, sehingga telah memberi kebahagiaan tersendiri yang patut disyukuri.
Penuturan dari para manula yang sepakat miliki pemahaman dan pengalaman spiritual sama ini, justru mereka celotehkan dalam suasana santai saat perjalan pulang dari pakansi bersama menikmati suasana gunung dan laut yang mereka sadari begitu indah dengan deburan ombak yang tak pernah lelah.
Dari keindahan gunung yang menakjubkan itu serta semangat ombak yang tak pernah lelah itu, mereka meyakini semacam sapaan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dengan segala Kekuasaan yang tiada bandingan.
Begitulah, pengalaman spiritual yang mereka cercapi di usia senja, seperti laut yang tidak pernah berkeluh kesah untuk terus bergerak, menyapa alam dengan deburannya.
Angin laut pun yang bernyanyi tentang gairah hidup, mampu mereka nikmati seperti simfoni yang tengah melantunkan harmoni kehidupan yang mungkin tidak bisa dirasakan oleh semua orang.
Begitulah pengakuan jujur tiga orang kawan manula yang kusimak celotehan mereka dengan penuh rasa kecemburuan yang sungguh sulit untuk aku formulasikan, sungguhkan saat menunggu ajal kematian pun dapat dapat dilakukan dengan riang gembira, seperti mereka yang selalu merasa adanya keajaiban pada setiap saat bangun tidur, belum mati juga. Yang pasti, mereka sungguh berbahagia menikmati perjalanan spiritual sampai usia senja. Seperti sosok matahari yang aku lihat mulai meredup yang ditingkahi oleh rembulan setengah mengintip dibalik awan pada langit yang cerah.
Banten, 30 Juni 2024
*Tiga Sahabat Manula Yang Asyik Menikmati Perjalan Spiritual Dalam Usia Senja
Jacob Ereste :
Jakarta- Bharindojakartaindonesia.com/- Kata kawan seorang penulis, kecerdasan spiritual itu beranjak dari pengalaman dan pengetahuan. Berbeda dengan kecerdasan intelektual yang bertumpu pada akal pikiran. Karena itu, kecerdasan spiritual hanya mungkin diperoleh dari pengembaraan serta pengalaman batin yang harus ditekuni sehingga menjadi suatu pengetahuan yang sulit dipahami sebagai sesuatu yang bersifat keilmuan, seperti yang dapat dimiliki oleh para ilmuan.
Pengalaman spiritual itu, ujar kawan yang juga seorang penulis, bisa diperoleh melalui peristiwa yang paling sederhana hingga yang suatu kejadian yang sangat menakjubkan. Jadi, masalahnya sangat tergantung dari masing-masing orang untuk menghayati dan mencermatinya sebagai petunjuk jalan spiritual.
Kisah tiga orang manula yang sudah melampaui usia rata-rata manusia hidup di dunia, justru muncul pada waktu bangun tidur. Ia mulai merasa takjub, setiap kali bangun tidur menyadari diri masih tetap diberi umur panjang oleh Tuhan. Sebab dia selalu berpikir, pada usianya yang sudah lanjut itu, sudah saatnya akan dijemput oleh kematian. Dalam kesadaran seperti ini pula, dia tidak hanya semakin menyadari cinta kasih Tuhan yang masih memberinya umur panjang itu, jauh melebihi umumnya usia orang dalam takaran yang biasa.
Pengakuan serupa ini pun, juga diakui oleh rekannya yang juga seusia dengan dirinya. Sehingga, dari kesadaran dan ketakjuban pada setiap dia bangun dari tidur, menyadari dirinya belum juga mati. Itulah sebabnya, kata kawan penulis yang Lian ini, dia semakin rajin berdo’a syukur. Bukan saja karena dia telah puas menikmati hidup bersama anak-anaknya yang terbilang sukses, tapi juga dia sempat menikmati hidup dengan cicitnya yang dilahirkan oleh cucu-cucunya.
Kesadaran pemahaman serupa inilah, intensitasnya untuk selalu bersyukur kepada Tuhan dia bisikkan kepada Tuhan hampir pada setiap kesempatan.
Bagi saya, kata kawan manula itu, dalam setiap doanya tidak lagi perlu merasa untuk meminta sesuatu dari Tuhan. Karena yang ucapkan hanyalah puji syukur semata. Lantaran nikmat yang telah dia peroleh selama hidup sudah lebih dari cukup — tak cuma sekedar sehat walafiat — tetapi juga anak dan cucu hingga cicit yang sangat dia paham tak dapat dirasakan oleh banyak orang.
Apalagi bila mengenang sejumlah kawannya yang mati dalam usia relatif muda, tak sempat menghantar — apalagi untuk melihat — anaknya mentas dan memberinya cucu yang cantik dan cerdas, sehingga telah memberi kebahagiaan tersendiri yang patut disyukuri.
Penuturan dari para manula yang sepakat miliki pemahaman dan pengalaman spiritual sama ini, justru mereka celotehkan dalam suasana santai saat perjalan pulang dari pakansi bersama menikmati suasana gunung dan laut yang mereka sadari begitu indah dengan deburan ombak yang tak pernah lelah.
Dari keindahan gunung yang menakjubkan itu serta semangat ombak yang tak pernah lelah itu, mereka meyakini semacam sapaan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dengan segala Kekuasaan yang tiada bandingan.
Begitulah, pengalaman spiritual yang mereka cercapi di usia senja, seperti laut yang tidak pernah berkeluh kesah untuk terus bergerak, menyapa alam dengan deburannya.
Angin laut pun yang bernyanyi tentang gairah hidup, mampu mereka nikmati seperti simfoni yang tengah melantunkan harmoni kehidupan yang mungkin tidak bisa dirasakan oleh semua orang.
Begitulah pengakuan jujur tiga orang kawan manula yang kusimak celotehan mereka dengan penuh rasa kecemburuan yang sungguh sulit untuk aku formulasikan, sungguhkan saat menunggu ajal kematian pun dapat dapat dilakukan dengan riang gembira, seperti mereka yang selalu merasa adanya keajaiban pada setiap saat bangun tidur, belum mati juga. Yang pasti, mereka sungguh berbahagia menikmati perjalanan spiritual sampai usia senja. Seperti sosok matahari yang aku lihat mulai meredup yang ditingkahi oleh rembulan setengah mengintip dibalik awan pada langit yang cerah.
Banten, 30 Juni 2024
KPK Berpeluang Terapkan Pasal Perintangan Penyidikan ke Sekjen PDIP Hasto dan Staffnya
Sabtu (29 Juni 2024)
Bharindojakartaindonesia.com/ – JAKARTA – KPK masih mengkaji soal peluang menerapkan Pasal 21 UU Tipikor tentang perintangan penyidikan terhadap Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto dan stafnya, Kusnadi.
Kemungkinan ini muncul setelah mereka melapor ke berbagai pihak.
Kapolri Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat 31 Pati Polri
Bharindojakartaindonesia.com/ – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin pelaksanaan upacara kenaikan pangkat perwira tinggi (pati) Polri. Upacara digelar di Rupattama Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (29/6/2024).
Jaksa KPK : Syahrul Yasin Limpo Dituntut 12 Tahun Penjara
Sabtu (29 Juni 2024)
Bharindojakartaindonesia.com/ – JAKARTA – Jaksa penuntut umum KPK menuntut Majelis Hakim menjatuhkan hukuman 12 tahun pidana penjara terhadap Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Jaksa meyakini SYL bersalah dalam kasus dugaan korupsi dan gratifikasi di Kementerian Pertanian (Kementan).
Pangdam XIII/Merdeka Kunjungi Wilayah Kodim 1312/Talaud
Bharindojakartaindonesia.com/ – Panglima Kodam XIII/Merdeka, Mayjen TNI Candra Wijaya, M.A., melakukan kunjungan kerja ke wilayah Kodim 1312/Talaud pada Jumat (27/06/2024). Dalam kunjungan tersebut, Pangdam XIII/Merdeka didampingi oleh Danrem 131/Santiago, Brigjen TNI Martin Susilo Martopo Turnip, S.H., M.H.
HOAKS Tautan Pendaftaran Penerima Bansos 2024 Kementerian Sosial
Sabtu (29 Juni 2024)
Bharindojakartaindonesia.com/ – JAKARTA – Beredar sebuah pesan yang dikirim melalui aplikasi Telegram, dari nomor +6285211900252. Pesan itu menyertakan tautan untuk mendaftar Bantuan Sosial (Bansos) periode tahun 2024.
Persiapan Atlet Paralayang Sulut Hadapi Kejuaraan Ketua FASI Sulut Cup 2024
Bharindojakartaindonesia.com/ – MANADO, LANUD SAM RATULANGI – Dalam rangka persiapan menghadapi Kejuaraan Paralayang Ketua FASI Sulut Cup 2024 yang akan diadakan pada 18 hingga 20 Juli, para atlet paralayang Sulawesi Utara melaksanakan terbang refreshing di Gunung Tumpa, Desa Tiwoho pada Jumat (28/6/2024).